SEKILAS TENTANG TPQ NURUL HUDA KEBOLAMPANG
Kebolampang
merupakan sebuah yang berpenduduk kurang lebih 900 orang, yang terdiri dari dua
dukuh, yakni dukuh peluk dan kebolampang. Tepatnya di desa kebolampang pada
waktu itu, sekitar tahun 2003 belum ada lembaga untuk baca tulis Al Quran ( TPQ
), yang mana anak anak desa kebolampang usia
PAUD sampai SD ketika sore hari
menghabiskan waktu hanya untuk bermain.
Melihat
fenomena tersebut rekan saya, bisa dikatakan teman baik saya yakni dek zul (
panggilan dekat ) lebih lengkapnya bu Siti Zulaikah, S. Pd. I sekarang kepala
RA Miftahul Ulum Karang wotan dk. Karang ampo Pucakwangi yang pada saat itu duduk dibangku kelas III
MA Tarbiayatul Banin , berinisiatif untuk mengumpulkan anak – anak sekitar
rumah untuk mengaji Al Quran dengan jilid metode Qiraati. Dengan lokasi di
mushola bapak Suwardi ( alm ) Rt.02
Rw.02 ds. Kebolampang.
Ketika
itu, saya yang pada saat itu masih duduk
dibangku kelas III MTs N winong diajak untuk
berpartisipasi untuk menularkan ilmu semampu kami mengajari anak
anakmengaji Al Quran.Awalnya hanya lima anak, enam anak setiap hari bertambah
dan alhamdulillah anak – anak itu sangat antusias. Kami pun menambah tenaga
pendidik sampai 5 ustadzah. Empat dari
kebolampang satu dari pekalongan ( bu Sholikah sekarang guru RA Tarbiyatul
Banin Pekalongan ).
Sebelumnya
kami para ustadzah tanpa bisyaroh sedikitpun dan untuk santri juga tidak ada
syahriyah, tetapi setelah berjalan beberapa bulan yang santrinya terus
bertambah hampir mencapai 100 anak, dan sampai mendatangkan ustadzah dari luar
desa. Kamipun berinisiatif setiap santri yang berangkat harus membawa uang 100
rupiah.Kami kumpulkan untuk mengganti uang bensin tenaga pendidik yang
ada.kegiatan tersebut berjalan setiap sore kecuali hari jumat,sabtu,ahad.
Sampai
pada tahun 2004 tetangga kami, mbak
siqotus Sa’adah alkhafidzoh yang menikah dengan seorang guru MA DARMA winong dan juga guru kami di MTs N
Winong dari desa pekalongan yakni bapak
Nur Muhsin, M.Ag.Awal pernikahan mereka, bapak Nur Muhsin merekrut para pemuda
kebolampang untuk mengaji Al Quran, setiap sabtu malam minggu. Dari sekian
banyak pemuda pemudi yang berkenan dan aktif, tidak lebih dari sepuluh orang.
Dari
situlah kami semakin dekat dan terbiasa
dengan pak Nur Muhsin dan keluarga. Sampai seberapa jauh kwalitaas mengaji kamipun
beliau sangat paham
0 komentar:
Posting Komentar